Batik Online Shopping Mudah Murah

GRIYA BATIK ADINDA-BATIK ONLINE SHOPPING

Pages

Sunday, August 30, 2009

Aku punya buku "Jakarta Kota Tua nan Menawan". Setelah membacanya aku ingin tahu seperti apa kota tua itu. Liburan kali ini Papa mengajak kami sekeluarga jalan-jalan ke Kota Tua Jakarta yang dituliskan di buku bacaanku. Di sana kami mengunjungi Museum Fatahilah, Museum Wayang, dan Museum Keramik.


Waah, ternyata cuacanya cukup panas saat kami sampai di kota tua. Pepohonan yang jarang menambah makin panas suasana pagi itu. Banyak sepeda-sepeda yang lalu lalang, ternyata itu ojeg sepeda. Pengunjung bisa memanfaatkan ojeg sepeda tersebut untuk keliling sekitar kota tua.


Pertama-tama kami mengunjungi Museum Fatahilah, dari kejauhan tampak gedung yang menjulang tinggi dan ... ada meriam besar, namanya Meriam Si Jagur. Aku seneng banget bisa sampai ke tempat ini.

Di dalam museum banyak informasi yang bisa kita dapat. Selain tulisan-tulisan mengenai kota Jakarta baik itu mengenai asal-muasalnya, kesenian, lingkup daerah, juga ada barang-barang bersejarah yang ditemukan atau yang digunakan masyarakat Jakarta pada saat itu. Selain itu ada pula barang-barang besar seperti lemari, perabotan-perabotan yang dipakai oleh penduduk Jakarta yang tidak hanya yang dipakai oleh penduduk asli tetapi oleh para pendatang juga termasuk di sini oleh para penjajah negeri kita saat itu.




Gedung museum ini sendiri juga merupakan bangunan tua yang dibangun oleh pemerintah Belanda saat itu. Bentuk bangunannya tinggi, jadi tidak heran kalau pintu-pintu dan jendela-jendela yang ada tampak besar dan tinggi. Aku sempat berpose di salah satu pintu yang ada di lantai atas gedung. Coba saja lihat, hendel pintunya saja tepat di atas kepalaku.




Di salah satu ruangan bawah museum ditempatkan pula contoh dapur orang-orang Jakarta atau biasa disebut orang Betawi jaman dahulu. Di jaman sekarang mungkin sudah punah ya, hanya tinggal segelintir orang saja yang masih memakai dapur model seperti ini. Di sini mbak Aya tampak takjub membayangkan dapur orang Betawi di jaman itu.




Sementara itu di luar bangunan di bagian belakang dan depan juga ada bangunan-bangunan bersejarah seperti Meriam Si Jagur.





Usai dari Museum Fatahilah kami menuju Museum Wayang, yang letaknya tak berjarak jauh. Masih di sekitar lingkungan pelataran luas tersebut. Tetapi di sini akhirnya aku tidak berani masuk, aku gak berani melihat bentuk-bentuk wayang yang ada. Mungkin lain waktu aku sudah lebih berani. Di sini Abang Radi sempat berfoto dengan salah satu patung wayang.

Perjalanan kemudian kami lanjutkan ke Museum Keramik yang letaknya agak jauh dari kedua museum yang sebelumnya. Kami harus menyebrangi jalan raya untuk sampai ke museum tersebut. Di dalam museum ini banyak keramik-keramik, gerabah-gerabah kuno, juga lukisan-lukisan pelukis terkenal Indonesia.

Ada yang menarik di luar museum ini, ada banyak rumah rayap yang tinggi-tinggi. Subhanallah, Allah menciptakan makhluk kecil yang tak diberi akal seperti manusia tetapi diberi naluri kepandaian membuat bangunan yang artistik. Aku sampe terkagum-kagum tuh....

Bila kita keluar ke pelataran museum tampak dari kejauhan Stasiun Kota, stasiun kereta api yang sudah lama berdiri dan sampai sekarang masih beroperasi.Perjalanan ini ke kota tua kali ini sungguh mengesankan bagiku. Paling tidak aku sudah tahu dimana kota tua Jakarta yang selama ini hanya aku tahu dari buku. Mungkin nanti kalau aku sudah SD aku akan minta diajak ke sini lagi, agar aku lebih paham mengenai kekayaan budaya dan wisata Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya.


Terima kasih Papa telah mengajak kami sekeluarga jalan-jalan ke tempat yang bersejarah dan bermanfaat.







0 comments:

 
Copyright (c) 2010 ...Celoteh Adinda.... Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.