Batik Online Shopping Mudah Murah

GRIYA BATIK ADINDA-BATIK ONLINE SHOPPING

Pages

Sunday, August 30, 2009



17 Agustus tahun empat lima
Itulah Hari Kemerdekaan kita
Hari Merdeka Nusa dan Bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia... mer... de... ka...

Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita





Itulah lagu "Hari Merdeka" Republik Indonesia karya Eyang H. Mutahar, negara kita tercinta. Di perayaan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-64 ini, Saraswati Preschool, sekolahanku menyelenggarakan upacara bendera dan beberapa lomba. Kebetulan saat upacara bendera aku mendapat tugas untuk menjadi kelompok pengibar bendera Merah Putih bersama Gde dan Shazma.


Hari ini, Sabtu 11 Juli 2009 Kak Pipit jadi Pengantin. Mama dapet seragam, aku dan mbak Aya ga dapet. Akhirnya mama berinisiatif menjahitkan busana untuk aku dan mbak Aya yang sepadan dengan Mama. Seperti ini nih jadinya. Di sini aku foto bareng Kak Hesti, Mbak Aya, Tante Nani, Tante Jijah, dan tentu saja Mama-ku sayang.



Penjahitnya Tante Meta, mamanya dik Putra. Kalau mbak Aya pakai rok panjang aku pakai rok pendek, bahannya sama sih dari bahan songket juga. Mama beli bahan-bahannya di Pasar Mayestik, lumayan harga di sana agak miring. Atasannya pake kebaya modern, sengaja dibuat lengan pendek biar keliatan seger dan khas anak-anak. Cakep kan.... Makasih Tante Meta atas kreasinya.

Horeee...., Papa mau ajak skeluarga nonton "Ice Age 3". Mau...! Mau...! Mau...! Kayaknya filmnya lucu dan tontonan yang pas buat aku. Kali ini Papa ngajakin nonton di Citraland. Siiip!


Ice Age 3 bercerita tentang Scrat si tupai yang masih terus berusaha mendapatkan buah ek kesayangannya (yang tiap kali didapatkan ga pernah dimakan, cuma dipeluk doang) yang ditemani Scratte, seekor tupai betina. Selanjutnya ada kisah Manny menantikan kelahiran anak pertamanya dari Ellie. Hal ini membuat Sid merasa iri dan ingin mempunyai anak juga untuk diasuh. Masalah dimulai ketika secara tidak sengaja Sid menemukan telur-telur anak dinosaurus dan dia mengasuhnya hingga menetas. Ibu dari ketiga bayi dinosaurus tersebut lantas mengamuk dan mengambil kembali anaknya. Lantas, Sid tidak mau melepas ketiga anak bayi dinosaurus tersebut dan terbawa ke dunia bawah tanah, dunia di mana dinosaurus masih hidup. Manny dan kawan-kawan pun memutuskan untuk ikut ke dunia bawah tanah tersebut untuk menyelamatkan Sid.

ada juga Buck, seekor musang pendekar yang terobsesi untuk menaklukkan musuh abadinya, seekor dinosaurus bernama Rudy. Maka dari itu, rombongan Manny dan kawan-kawan dibantu Buck bertualang di dunia reptil raksasa bawah tanah untuk menyelamatkan Sid.

Ternyata filmnya lucu dan mengajarkan kesetiakawanan.

Selesai nonton, jalan-jalan lagi. Aku pengen mewarnai, kebetulan tempatnya ada di sebelah panggung. Aku mewarnai sampai selesai lalu pulang deh...





Mumpung ada Bobo Fair ajak Mama ah jalan-jalan ke sana, hitung-hitung mengisi liburan dengan hal yang bermanfaat, bermain sambil belajar...!

Aku sama Abang sempat bermain 'robotik'. Itu lho permainan yang memasang bagian - bagian robot dari lego. Tapi, di tempat ini kita juga bisa kursus membuat robot juga lho, memang tidak di arena Bobo Fair ini tetapi ada tempat khusus untuk belajarnya.


Sementara aku dan Abang bermain, Mama dan Mbak Aya cari makanan untuk mengisi perut yang memang sudah mulai menggelitik dinding-dinding perutku.
Selesai maem kami ke arena .... lupa nama tempatnya. Yang pasti di sana nanti akan ada Ibu Ir. Shoba Dewey Chugani, M.Si (direktur sekolahku di Saraswati) yang akan sharing mengenai bukunya "Anak yang Bermain, Anak yang Cerdas", nonton ah....

Woooow...!!! Ternyata di dalam ruangan ini banyak badutnya, ee eeh... aku kan takuut.... Akhirnya bila saat akan melewati badut aku berjalan bersembunyi di belakang Mama, supaya gak ngeliat. Hii...! Selamet.... Karena banyak bangku kosong yang sudah ditata di depan panggung aku, Mama, Abang, dan Mbak Aya duduk deh.... Aku lihat dikejauhan Bu Shoba dengan Kak Helen dan Kak Ros sedang bersiap-siap untuk tampilan Bu Shoba. Beberapa saat kemudian Bu Shoba tampil. Tapi gak lama mendengarkan Bu Shoba berbicara dan ditanya-tanya om MC aku kok ga betah ya. "Ma, main aja yuuuk...," ajakku ke Mama.



Pilihan permainanku kali ini adalah membuat kalung, menghias cookies, dan mengecat kotak kue. Asyiiik....!







Selesai bermain sambil belajar aku pengen ke panggung lagi. Yaaa, bu Shoba sudah selesai. Tapi seru juga nich, ada kakak-kakak kecil yang menyanyi juga menari. Kecil-kecil sudah puya kepandaian, hebat ya.... Karena sudah siang dan sudah lelah kami pulang deh. Thank you ya Ma, aku udah diajak jalan-jalan ke Bobo Fair, aku senang deh.... Muuuaaach..., buat Mama.
Liburan panjang kali ini aku dengan mbak Aya dan Abang Radi bersama dik Putra adik kelasku di sekolah sempat berlibur bersama ke SKI-Bogor. Seru juga dan banyak permainannya di sana. Ini beberapa dokumentasi yang mungkin bisa dinikmati.

Syuuuuut....!!! Aku maen perosotan




Maen perahu sama dik Putra Pose dulu ach...



Abang Radi dan dik Putra maen mobil baterai




Ada outboundnya juga



Pengen foto di studio aah....
Aku punya buku "Jakarta Kota Tua nan Menawan". Setelah membacanya aku ingin tahu seperti apa kota tua itu. Liburan kali ini Papa mengajak kami sekeluarga jalan-jalan ke Kota Tua Jakarta yang dituliskan di buku bacaanku. Di sana kami mengunjungi Museum Fatahilah, Museum Wayang, dan Museum Keramik.


Waah, ternyata cuacanya cukup panas saat kami sampai di kota tua. Pepohonan yang jarang menambah makin panas suasana pagi itu. Banyak sepeda-sepeda yang lalu lalang, ternyata itu ojeg sepeda. Pengunjung bisa memanfaatkan ojeg sepeda tersebut untuk keliling sekitar kota tua.


Pertama-tama kami mengunjungi Museum Fatahilah, dari kejauhan tampak gedung yang menjulang tinggi dan ... ada meriam besar, namanya Meriam Si Jagur. Aku seneng banget bisa sampai ke tempat ini.

Di dalam museum banyak informasi yang bisa kita dapat. Selain tulisan-tulisan mengenai kota Jakarta baik itu mengenai asal-muasalnya, kesenian, lingkup daerah, juga ada barang-barang bersejarah yang ditemukan atau yang digunakan masyarakat Jakarta pada saat itu. Selain itu ada pula barang-barang besar seperti lemari, perabotan-perabotan yang dipakai oleh penduduk Jakarta yang tidak hanya yang dipakai oleh penduduk asli tetapi oleh para pendatang juga termasuk di sini oleh para penjajah negeri kita saat itu.




Gedung museum ini sendiri juga merupakan bangunan tua yang dibangun oleh pemerintah Belanda saat itu. Bentuk bangunannya tinggi, jadi tidak heran kalau pintu-pintu dan jendela-jendela yang ada tampak besar dan tinggi. Aku sempat berpose di salah satu pintu yang ada di lantai atas gedung. Coba saja lihat, hendel pintunya saja tepat di atas kepalaku.




Di salah satu ruangan bawah museum ditempatkan pula contoh dapur orang-orang Jakarta atau biasa disebut orang Betawi jaman dahulu. Di jaman sekarang mungkin sudah punah ya, hanya tinggal segelintir orang saja yang masih memakai dapur model seperti ini. Di sini mbak Aya tampak takjub membayangkan dapur orang Betawi di jaman itu.




Sementara itu di luar bangunan di bagian belakang dan depan juga ada bangunan-bangunan bersejarah seperti Meriam Si Jagur.





Usai dari Museum Fatahilah kami menuju Museum Wayang, yang letaknya tak berjarak jauh. Masih di sekitar lingkungan pelataran luas tersebut. Tetapi di sini akhirnya aku tidak berani masuk, aku gak berani melihat bentuk-bentuk wayang yang ada. Mungkin lain waktu aku sudah lebih berani. Di sini Abang Radi sempat berfoto dengan salah satu patung wayang.

Perjalanan kemudian kami lanjutkan ke Museum Keramik yang letaknya agak jauh dari kedua museum yang sebelumnya. Kami harus menyebrangi jalan raya untuk sampai ke museum tersebut. Di dalam museum ini banyak keramik-keramik, gerabah-gerabah kuno, juga lukisan-lukisan pelukis terkenal Indonesia.

Ada yang menarik di luar museum ini, ada banyak rumah rayap yang tinggi-tinggi. Subhanallah, Allah menciptakan makhluk kecil yang tak diberi akal seperti manusia tetapi diberi naluri kepandaian membuat bangunan yang artistik. Aku sampe terkagum-kagum tuh....

Bila kita keluar ke pelataran museum tampak dari kejauhan Stasiun Kota, stasiun kereta api yang sudah lama berdiri dan sampai sekarang masih beroperasi.Perjalanan ini ke kota tua kali ini sungguh mengesankan bagiku. Paling tidak aku sudah tahu dimana kota tua Jakarta yang selama ini hanya aku tahu dari buku. Mungkin nanti kalau aku sudah SD aku akan minta diajak ke sini lagi, agar aku lebih paham mengenai kekayaan budaya dan wisata Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya.


Terima kasih Papa telah mengajak kami sekeluarga jalan-jalan ke tempat yang bersejarah dan bermanfaat.







Liburan kali ini dilanjutkan dengan perjalanan menuju Bandung, tetapi sebelumnya kami akan singgah dulu ke Cianjur ke tempat Pak H. Aceng guru silat Papa, dimana sebelumnya kami akan mengantarkan Kang Ujang (begitu biasa Papa memanggil beliau) yang juga guru silat Papa yang kebetulan juga tinggal di Cianjur. Jadi selain kami berlima sekeluarga di kendaraan ada tambahan satu penumpang, Kang Ujang.

Perjalanan kami ke Cianjur kali ini tidak melewati Puncak, tetapi melalui daerah Jonggol. Kami sempat melewati juga tempat pariwisata Mekarsari, tetapi kami tidak singgah ke tempat ini karena waktu yang tak memungkinkan. Sebenarnya jalan ini adalah jalan alternatif ke Cianjur juga ke Bandung sehingga tidak seramai jalur utama yang lewat Puncak. Mungkin kebetulan bersamaan dengan weekend dan liburan akhir tahun sehingga jalur Puncak sangat padat, di radio dan juga di televisi diberitakan demikian.


Alhamdulillah dengan melewati jalur Jonggol ini jalanan lancar dan aku bisa melihat pemandangan baru. Banyak gunung-gunung kapur di sini dan jalannya cukup berkelok-kelok, bahaya barangkali kalau jalan malam. Di tengah-tengah perjalanan kami beristirahat sejenak, sambil menikmati kopi hangat atau teh hangat ditemani buah pisang yang memang sengaja digantung bertandan-tandan di sepanjang warung-warung sekitar. Aku, mbak Aya, dan Abang Radi menikmati makan siang dengan mie instan, yaa kebetulan adanya itu.Sambil Papa beristirahat nyetir dan ngobrol-ngobrol dengan kang Ujang aku bermain-main balon sabun yang kemarin sempat dibeli di The Junggle. Fuuuuh.... Blub blub blub.... Balon-balon kecil berterbangan.

Perjalanan kemudian kami lanjutkan. Setelah mengantar Kang Ujang sampai tempat tinggal beliau, kami langsung ke tempat Pak Haji Aceng, Pak Haji, Papa biasa menyebut beliau demikian.

Sesampai di rumah Pak Haji aku dikenalkan cengan cucu Pak Haji, namanya Neng Aca. Lucu, manis, dan baik. Neng Aca temannya banyak. Kami kemudian bermain bersama. Sementara itu Papa dan Pak Haji bersama teman-teman silatnya ngobrol-ngobrol dan berlatih silat, Mama dan Bu Haji ngobrol tentang dunia ibu-ibu (barangkali...), mbak Aya dan Abang Radi sibuk berdua ngobrol.

Bertemu dan bermain dengan Neng Aca cukup berkesan buatku, pertama kali dapat teman di luar sekolah dan tinggalnya jauh dari rumahku. Aku senang sekali. Aku pengen sering-sering main ke sini jadinya, mana rumahnya dekat supermarket kalau mau jajan ga usah jauh-jauh. He he he..., maunya yaa.

Kira-kira jam 5 sore Papa mengajak kami sekeluarga pamit untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung. Malam ini kami akan bermalam di Bandung. Dadaaa ... Cianjur, sampai bertemu lagi Neng Aca. Nanti kita main-main bareng lagi ya....Setelah dapat penginapan kami langsung jalan-jalan mencari makan malam. Jalan kaki menyusuri kota Bandung di malam hari. Setelah lelah kami istirahat, memperiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan esok hari.












Aku dan mbak Aya berpose dulu sebelum meninggalkan kota Bandung
Klik ... ! Klik ... ! Klik ... !


 
Copyright (c) 2010 ...Celoteh Adinda.... Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.