Batik Online Shopping Mudah Murah

GRIYA BATIK ADINDA-BATIK ONLINE SHOPPING

Pages

Tuesday, April 27, 2010

Dalam rangka memperingati hari Kartini yang lalu di sekolah Dinda diadakan acara mengenal sosok Kartini dan beberapa lomba yang seru. Maaf niih buat yang udah nunggu-nunggu ceritanya, telat postingnya, ngumpulin data dan olah foto dulu.... *ngeles dari keleletan.com*

Dua tahun yang lalu di sekolahan Dinda sempat mengadakan karnaval dengan keliling sekitar sekolah dengan anak-anak menggunakan pakaian daerah. Waktu itu Dinda menggunakan pakaian adat Yogyakarta basahan. Mmmm, Dinda seneng banget didandanin dan mau banget pakai sanggul. Jadi kayak Ibu Kartini beneran, sanggulnya....

Ini nih, kenangan 2 tahun yang lalu....










Di tahun ini, acara utamanya adalah mendadani anak serta memakaikan baju adat oleh orang tua dan sebaliknya anak medandani orang tuanya.Kira-kira 5 hari yang lalu bersama beberapa teman Dinda menyewa baju adat di salah satu salon di sekitar tempat tinggal kami. Pilihan Dinda jatuh pada busana adat Melayu. Tadinya sempat mencoba baju tarian adat Betawi, ternyata setelah dicoba lengkap saat tiba giliran mencoba memakai hiasan di kepala Dinda gak mau. Karena menurutnya ribet memakai hiasan kepala, Dinda sudah memutuskan gak mau memakai pakaian itu. Ya sudah....

Tibalah hari H perayaan. Perayaan Kartinian kali ini dibarengi dengan acara Parents Day yang diadakan berkala tiap semester di sekolah Dinda. Acara dimulai dengan circle time oleh mami Ghia. Anak-anak dibimbing menyanyi lagu 'good morning', mengenalkan siapa Kartini itu, dan berdoa bersama sebagai awal pembuka kegiatan hari ini.

Setelah circle time, anak-anak mendapatkan pengetahuan apa perbedaan dari ibu-ibu bekerja di kantor dan ibu-ibu yang bekerja di rumah. Karena perayaan ini identik dengan kewanitaan, maka semua orang tua yang 'mendapat tugas' adalah ibu-ibu. Mami Keisha dan Bunda Reno-Gian mendapat tugas menceritakan pengalaman bekerja di kantor mereka masing-masing. Waah, anak-anak antusias bertanya pada kedua bunda ini.

Mama Rayya mendapat tugas menceritakan apa saja kegiatan seorang ibu rumah tangga yang pekerjaannya tidak di kantor.


Acara selanjutnya adalah lomba memakaikan busana adat dan mendadani anak oleh orang tua masing-masing. Hayoooo cepet-cepetan yaaa....

Ini nih Dinda setelah didandani Mama.Berikutnya adalah acara yang ditunggu-tunggu, mendadani orang tua atau lebih tepatnya mendadani ibu, mami, mama, atau bundanya. Ini nih yang paling seru dan menimbulkan gelak tawa di antara peserta.


Ada celetukan-celetukan kecil yang menggelikan, "Aduh Kak, jangan tebel-tebel ya...."

"Ini lipstiknya."

"Ma, mana bedaknya?"

"Bunda, diem dong.... Matanya kurang tebal niih..."
Hihihi..., lucu-lucu deh.
Setelah Mama dan anak-anaknya selesai didandani waktunya untuk memamerkan hasil karya masing-masing. Setiap anak dan orang tuanya diharuskan berjalan di atas 'panggung' bak seorang model.

Hmmm..., kebetulan sekali Mama dan Dinda pakaiannya serasi ya, hijau-hijau.
Setelah peragaan busana dilanjutkan dengan asah ketrampilan kerjasama orang tua dan anak menggambar Ibu Kartini. Waduuuh..., di acara ini Dinda sudah mulai bete. Dinda sudah gak mood untuk menggambar. Jadi deh, Mama kerja sendiri. Baguuus....

Setelah acara makan siang, tibalah saatnya pengumuman pemenang. Untuk lomba 'saling mendadani' juara pertama jatuh pada Keisha yang memakai busana adat Solo. Juara kedua jatuh pada Adinda, wah sepertinya karena keserasian pakaian nih, main nebak aja.... Juara ketiga jatuh pada Ghia dan Zilla.

Untuk lomba menggambar Ibu Kartini juara-juaranya Gede dan Tiana bersama Mbah, Atira bersama Mama, dan Felicia bersama Mami.

Selesai pembagian hadiah, bye bye bye ... good bye....








Tanggal 25 Februari 2010 yang lalu Dinda dan teman-teman dari sekolah mengikuti kegiatan outing semesteran. Kali ini tempat yang dituju adalah Taman Mini Indonesia Indah, khususnya mengunjungi Museum PPIPTEK dan Museum Transportasi.Tempat yang dikunjungi pertama kali adalah Museum PPIPTEK.

Wooow...!!! Sampai di depan museum ternyata sudah banyak rombongan dari sekolah lain. Ada yang tingkat Taman Kanak-kanak, tingkat Sekolah Dasar. Untuk tingkat lanjutan gak begitu memperhatikan ada atau tidak, yang jelas paling banyak rombongan kakak-kakak Sekolah Dasar.


Untuk masuk area museum kami ternyata tidak boleh membawa tas, tas-tas perbekalan harus dititipkan di tempat penitipan tas, kecuali tas-tas mommy-mommy boleh dibawa.

Mulailah kami menjelajah museum IPTEK. Hmmm..., ada yang akrobatik naik sepeda di atas tali. Hiiii..., serem. Aku ga berani deeh... Padahal sebenarnya gak naik sepeda roda dua beneran, di kiri kanannya ada peyangga agar pengendara tidak jatuh. Hanya uji nyali terhadap ketinggian....
Ada dipajang pula alat-alat musik dengan memperlihatkan bagian dalamnya, seperti antara lain piano di bawah ini. Oooo, gini toh dalamnya piano.




Kami terus berjalan mengelilingi museum yang luas itu. Kami berhenti sejenak untuk mengamati dan memperagakan alat peraga yang ada di bagian tenaga surya. Di sini ada alat Pompa Tenaga Surya beserta maketnya. Aku mendapat bagian untuk membacakan keterangan yang ada di maket. Wuuuuiiih, tulisannya banyak ya.... Alhamdulillah lancar...


Lalu kami melanjutkan ke bagian Energi dan Daya. Di sini aku dan beberapa teman mencoba mempraktekan menggosok-gosokkan kedua tangan kami masing-masing lalu menempelkannya pada alat yang ada. Nanti akan tertera di situ bagaimana energi yang ada di tangan kita.

Penyusuran museum terus dilanjutkan ke bagian fenomena alam. Di sini ada berbagai macam peragaan bunyi atau suara, gerak, dan macam-macam. Awalnya Dinda penasaran dengan antrian percobaan gempa. Bagaimana sih rasanya gempa? Tetapi karena antriannya panjang batal deh ngerasain gempa, udah bete duluan....Akhirnya menjelajah peragaan-peragaan yang lain.

Setelah puas merasakan mencoba macam-macam alat peraga, kemudian kami masuk ke dalam ruangan pembuatan hasil prakarya. Di sini kami dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok dipandu oleh satu kakak petugas dari museum.

Pertama kami membuat parasut dari kertas minyak, pledo, dan tali kasur. Suuuuiiit...., parasutku bisa terbang....



Yang kedua kami membuat roket buatan dari balon yang diisi udara gas lalu dilepas, sehingga dia akan melejit layaknya roket.... Tweeeettt....!!! "Duar...!! Duar...!!" Hahaha, yang terakhir ini bunyi balon-balon beberapa teman yang meletus waktu sedang ditiup atau saat sudah menggelembung.
Setelah cukup menyusuri museum PPIPTEK kami beristirahat sejenak untuk makan siang dan siap-siap melanjutkan ke Museum Transportasi.

Di sini kami pertama-tama melihat lokomotif tua. Aku dan beberapa teman penasaran untuk menaikinya. Waah, tinggi juga ya...


Ada juga bis tingkat. Tapi karena pinti bis terkunci aku dan teman-teman tidak dapat menjelajahi dalam bis.

Kendaraan roda tiga pun ada. Salah satunya ini niih.... Kata Mama ini namanya bemo. Mirip bajaj ya.


Ada lagi yang disebut lori genjot. Untuk bisa berjalan harus digenjot seperti kita mengendarai sepeda.


Yang paling menarik adalah adanya pedati. Di jamannya pedati digunakan tidak hanya untuk mengangkut barang tetapi digunakan juga untuk mengangkut orang. Bahkan cerita Mama, nenek buyutku dulu sering menumpang pedati (di Jawa disebut cikar) untuk kulakan batik di Solo. Dan ternyata pedati ini adalah cikal bakal dari Damri, yang dikenal saat ini sebagai salah satu perusahaan alat tranportasi bus.


Perjalanan hari ini ditutup dengan menaiki kereta keliling Taman Mini Indonesia Indah. Di sini hanya anak-anak dan teacher yang ikut naik kereta, sedangkan orang tua menunggu di stasiun mini.


Hwuuuaaah senangnya perjalanan hari ini ....

Friday, April 23, 2010

Kalau aku jadi model t-shirt silat gini niih....




Ini sebenarnya cerita saat-saat menunggu Papa datang dari Padang naik pesawat di Bandara Soekarno Hatta. Kepergian Papa ke Padang selama 5 hari. Papa dapat tugas 'silat' untuk diskusi 'omong-omong' soal silat dan melihat bagaimana silat di Padang.


Waktu Papa berangkat aku gak mengantar ke bandara, Papa gak tega kalau Mama harus nyetir sendiri (meskipun ditemani aku) saat pulangnya. Kan jauh, kata Papa. Oke deh, nanti waktu Papa pulang siap-siap jemput yaa....

Rasa kecewa gak ngantar Papa terobati dengan kiriman foto Papa waktu sampai di bandara di Padang, dan perjalanan Papa ke tempat penginapan.

Wah, ternyata perjalanan Papa menuju ke Batu Sangkar tempat penginapan Papa tidaklah mulus, karena terganjal oleh parahnya jalan di Lembah Anai karena terjadinya longsor beberapa hari yang lalu. Terpaksa Papa dan rombongan berputar arah lewat Solok yang jarak tempuhnya mencapai kira-kira 200 km, begitu cerita Papa.

Belum genap 2 hari Papa pergi, aku udah kangen Papa, Mama juga udah kangen tuh.... Aku kangen main 'dibanting-banting' Papa. Aiiih, jangan mikir yang nggak-nggak ya. Papa sih ngejatuhin akunya pelan-pelan, di kasur lagi... Tapi aku senang. Kalau sama Mama, Mama gak kuat harus nopang aku di punggung.

Sudah 2 malam ini aku dan Mama telpon Papa, bagaimana Papa di sana. Lumayanlah untuk mengobati rasa kangen....Rasa kangenku, juga kangennya Mama terobati lagi dengan kiriman foto Papa waktu di air terjun lembah Anai.... Memang beda siih dengan saat belum kena longsor, setelah melihat hasil search di internet. Foto dibawah ini didapat dari http://blog.unsri.ac.id/permato/berita/foto-lembah-anai-setelah-bencana-longsor/mrdetail/9223.

Akhirnya tiba juga hari Papa akan pulang. Aku, mbak Aya, Abang Radi, dan tentunya Mama siap menjemput ke bandara Soekarno Hatta. Berita dari Papa pesawat dari Padang akan berangkat jam 15.05. Aku dan rombongan berangkat kira-kira jam setengah 3, lebih cepat setengah jam dari keberangkatan Papa. Karena Mama berjanji akan mengajakku ke lantai atas tempat penjemputan, mau lihat pesawat-pesawat yang datang dan pergi dan melihat kegiatan pekerja-pekerja di bandara.

Ternyata banyak macam-macam nama pesawat (red: maskapai penerbangan). Aku jadi tahu juga, dimana tempat penumpang pesawat menunggu sebelum pesawat datang. Penumpang ternyata harus melewati 'terowongan' untuk mencapai pesawat, begitu juga bila datang dari bepergiannya.


Dan... ada juga mobil pengangkut barang-barang untuk dibawa masuk dan keluar ke dan dari pesawat. Aku sempat melihat ada barang berupa anak ayam yang tercecer, kasihan petugasnya harus memunguti satu-satu, untung tak begitu banyak ayam yang tercecer....

Tuch dia pesawat Papa datang.... Setelah menunggu hampir 2 jam pesawat Papa mendarat juga. Ternyata pesawat Papa berangkat terlambat 1 jam dari jadwal yang ditentukan. Lumayanlah ada waktu buat aku untuk mengeksplorasi bandara lebih banyak lagi.


Mama sudah memperkirakan mendaratnya pesawat Papa, karena ternyata Mama sudah tahu kalau Papa ditunda keberangkatannya. Jadi ketika ada satu maskapai pesawt papa akan mendarat Mama sudah memberi tahuku. "Din, itu lihat ada pesawat yang mau mendarat. Kayaknya itu pesawat yang Papa naiki." Aku benar-benar memperhatikan bagaimana pesawat itu turun dan sampai mendarat. Kemudian berputar arah sambil jalan perlahan-lahan, dan akhirnya berhenti. Tak lama pesawat berhenti, Papa memberi kabar kalau Papa sudah landing. Alhamdulillah, akhirnya Papa sampai kembali dengan selamat. Dan kami siap melepas kangen.
 
Copyright (c) 2010 ...Celoteh Adinda.... Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.