Batik Online Shopping Mudah Murah

GRIYA BATIK ADINDA-BATIK ONLINE SHOPPING

Pages

Thursday, August 12, 2010

Akhirnya aku lulus juga dari TK.  Ini nih buktinya aku lulus.  Aku sudah menerima ijazah dari sekolahan TK ku.  Mmmmm..., tambah gede ya aku.


Dan mulai tanggal 12 Juli 2010 aku resmi menjadi murid SD  di Bina Insan Mandiri.  Ternyata aku bisa bersama-sama sekelas dengan teman TK ku yang lama, bersama Feli dan Olla.  Duh, senangnya bisa bertemu lagi teman-teman lama.

 

Sekolah baruku ini luas, tapii gak ada mainannya lagi.  Adanya lapangan yang luas, ring basket, kelas yang berderet-deret dan tingkat.  Kelasku sih ada di lantai bawah jadi gak perlu capek-capek naik ke atas.

Kelas satu ternyata ada dua kelas dan aku dapat kelas I-Shofa.  Dalam kelasku juga cukup luas dan ada ac-nya, asyiiik...jadi gak kepanasan nanti aku.  Tiap murid duduk sendiri-sendiri di satu bangku dan mendapat satu-satu meja tetapi oleh bu guru tiap dua meja dan bangku didekatkan sehingga di awal-awal sekolah kami tidak merasa jauh dari teman-teman yang lain. Ada loker tempat penyimpanan alat-alat sekolah dan baju yang ditinggal ditinggal di sekolah untuk persiapan baju ganti.  Ada loker lain yang berfungsi untuk tempat menaruh sepatu, jadi selama pelajaran kami tidak beralas kaki kecuali memakai kaos kaki.  Ada satu meja khusus untuk meletakkan bekal kami berupa minum atau makanan.  Ada pula satu karpet untuk kami duduk-duduk makan bersama atau bermain bersama teman-teman dan bu guru.

Awal masuk sekolah aku duduk dekat-dekat dengan Olla dan Feli.  Di kelasku muridnya berjumlah 23 siswa (laki-laki dan perempuan) dan gurunya ada 2, Bu Ela dan Bu Nia.

Yang pasti aku senang menjadi murid Sekolah Dasar seperti Abang Radi dan Mbak Aya dulu.  Aku akan bawa buku-buku pelajaran ke sekolah dan akan mendapatkan PR nantinya dari bu guru. 



Wednesday, May 26, 2010

Kupunya teman namanya, Shazma. Begitu kami (aku, teman-teman, dan teacher di sekolah) memanggilnya. Shazma lebih dulu masuk ke sekolah ini. Aku baru masuk kira-kira umurku 3 tahun kurang sebulan. Jadi belum tahun ajaran baru aku sudah masuk sekolah. Kata Mama, aku udah kebelet siih.... Kebelet pengen sekolah. Habiiiis..., mbak Aya sama Abang Radi kan udah sekolah. Aku kan jadi pengen....
Aku masuk di kelas play group. Waaah, ga ngira ternyata di sekolahan ini aku bertemu Shazma yang ternyata bila diamati secara sepintas wajah dan bentuk tubuh hampir sama. Ini membuat orang-orang di sekitar kami takjub, termasuk orang tua kami.

Nah, ini k ada umpulan foto-fotoku selama di TK bersama Shazma, teman seangkatanku. Kata orang-orang kami mirip. Macaaak ciiiih....


Asian Festival Jepang

Cooking Class


Yang satu pakai baju Cina, yang satu pakai baju India



Mengikuti manasik haji di RCTI

Lagi outing ke Taman Safari

Sunday, May 16, 2010

Ini sebenernya cerita kejadian hampir seminggu yang lalu. Karena mengingat celetukan Dinda yang lucu jadi pengen share dengan teman-teman niih....

Malem itu Dinda kerasa perutnya ga enak. Wooow..., ternyata Dinda pengen pupi. Oke lah kalo begetooo.... Dinda masuk kamar mandi sampai selesai, dalam keadaan bersih.

Keluar kamar mandi, keluar lagi manjanya si anak bontot. Ga mau pakai celana sendiri, mulai dari cd (celana dalam) sampai celana tidurnya. Owalah nduk.... Ya udah, sini Mama pakaikan. Sambil memakaikan celana mata Mama sambil tertuju ke televisi, kebetulan tontonannya lagi menarik siih.... Hihihi..., Mama jadi malu nih. Televisi mengalihkan duniaku.... *afgan mode ON*

Uuuuuppss...!! Ternyata....
"Mamaa...!!" tiba-tiba suara Dinda mengeras. Sambil matanya tertuju pada celana yang sedang Mama pakaikan. O..., ow....

"Eiiiih, salah...." Mama menjawab singakat. Dan meledaklah tawa kami berdua, "Ha... ha... ha... ha...."

Ternyata yang Mama pakaikan adalah celana luarnya du
luan bukan cd duluan.... Hihihi, kok bisa sih....

"Emang aku superman?" komentar Dinda sekenanya.
Sepontan tawa kami berdua menggema lagi. Ha... ha... ha... ha....

"Kok Superman, sih?" Mama coba mencari alasan mengapa Dinda menyebutnya Superman.

"Iya, kan kalau Superman pake' celana panjang dulu baru pake' cd."

Ooo.... Betul betul betul..., kata Ipin Upin.

Dinda..., Dinda.... Adaaa aja.

Monday, May 03, 2010

Malam ini sebelum tidur Dinda dan Mama ribut soal posisi tidur.

Dinda: "Aku maunya ngadap begini." (red Mama: maksud Dinda melintang sehingga dia bisa melihat ke arah boneka-bonekanya berjajar).

Mama: "Emang kenapa?"

Dinda: "Supaya aku bisa ngawasin boneka-bonekaku ku.Supaya kalo ada yang bangun aku bisa tahu."

Mama: "Gmana tahu bangunnya."

Dinda: "Gak tahuu...!"

Catatan Mama: Anak punya dunianya sendiri untuk mengekspresikan apa yang dia rasa dan mau. Baginya boneka-boneka adalah sama dengan manusia, mereka punya hati, punya rasa, serta layak menangis seperti dirinya. Dinda..., Dinda....
Bermain saat mandi adalah ritual yang sangat menyenangkan buat Dinda. Bermain dengan beraneka ragam bentuk wadah, sendok, air, dan hampiir selalu memakai sabun. Hmmm..., kalau dibiarkan bisa satu jam lebih Dinda di kamar mandi. Mainnya satu jam, mandinya cuma lima menit.... Hihihi...

Sabun cair dicampur air diaduk-aduk, jadilah menu special dalam dunia khayalnya. Tak ada sabun cair sabun kotak pun bisa dimanfaatkannya, direndam dalam gayung. Atau bisa juga shampoo yang kena sasaran. Wes..., pokoknya jadi juru masak handal di kamar mandi.

Kali ini keluar bawelnya Mama (dasaaar emak-emak...),"Dindaaa..., udah donk sayang mainnya. Udah lama kan di kamar mandi,ntar masuk angin lagi." Ini ngomel sambil masuk kamar mandi.

Begitu sampai kamar mandi, Mama membantu membereskan shamponya, sabun cair, dan bahan-bahan lainnya. Taraaaa.... Haiyaaah, Mama tiba-tiba keluar sungutnya deh....

"Adoooh Dinda..., kok sabunya tinggal sedikit. Heeee.... (pura-pura merengek nangis). Kemarin kata Abang sabun di kamar mandi atas juga habis.... Dinda buat main juga ya?"

"Aku kan cuma pakai sedikit," Dinda berusaha membela diri.

Fiuuuuh..., Mama menarik nafas panjang. Cape deeh....

"Dinda tahu gak, kalau perbuatan Dinda ini pemborosan. Boros...," Mama mulai menjelaskan bahwa perbuatannya kurang tepat.

"Emang boros apa sih?" Dinda balik bertanya.

Nah,loo.... Ternyata Dinda belum paham konsep boros. Mama putar otak untuk menjelaskan makna boros dengan bahasa anak-anak.


"Sabun itu gunanya buat apa sih?" Mama coba bertanya ke Dinda

"Buat mandi," jawabnya dengan polos.

"Betul...," Mama membenarkan jwaban Dinda.

"Boros ituu.... Menggunakan sesuatu dengan berlebihan. Seperti ini nih.... Sabun kan gunanya buat mandi, memakainya cukup ambil sedikit cairan sabun di tangan lalu diusap-usap diratakan ke seluruh badan. Beri air sedikit lagi di badan digosok-gosok, selesai. Lalu dibilas dengan menyiramkan air."

"Tapi aku kan gak cukup sedikit Mah, ga rata di badanku...," Dinda melakukan pembelaan diri kembali.

"Iya, boleh nambah sedikit lagi. Tapi, kalau sudah cukup di badan ya gak usah ditambah lagi."

Mama menambahkan," Dinda bilang sabun buat mandi, berarti bukan untuk mainan kan?"

"Tapi kata Mama sabun bisa untuk (mem)buat mainan gelembung udara?"

"Betul ,bisa untuk buat gelembung udara. Tapi kan gak harus menghabiskan sabun hampir sebotol kan?"

"Dengan memakai terlalu banyak sabun hanya untuk main bukan untuk mandi itu namanya (pem)boros(an). Dinda sekarang ngerti?"

Dinda tersenyum tersipu malu, maniisnya.... Pertanda bahwa dia paham dengan keterangan singkat Mama. Mudah-mudahan kelak Dinda memahami makna boros dengan lebih luas lagi dan tidak menjadi seorang yang pemboros. Amin....

Tuesday, April 27, 2010

Dalam rangka memperingati hari Kartini yang lalu di sekolah Dinda diadakan acara mengenal sosok Kartini dan beberapa lomba yang seru. Maaf niih buat yang udah nunggu-nunggu ceritanya, telat postingnya, ngumpulin data dan olah foto dulu.... *ngeles dari keleletan.com*

Dua tahun yang lalu di sekolahan Dinda sempat mengadakan karnaval dengan keliling sekitar sekolah dengan anak-anak menggunakan pakaian daerah. Waktu itu Dinda menggunakan pakaian adat Yogyakarta basahan. Mmmm, Dinda seneng banget didandanin dan mau banget pakai sanggul. Jadi kayak Ibu Kartini beneran, sanggulnya....

Ini nih, kenangan 2 tahun yang lalu....










Di tahun ini, acara utamanya adalah mendadani anak serta memakaikan baju adat oleh orang tua dan sebaliknya anak medandani orang tuanya.Kira-kira 5 hari yang lalu bersama beberapa teman Dinda menyewa baju adat di salah satu salon di sekitar tempat tinggal kami. Pilihan Dinda jatuh pada busana adat Melayu. Tadinya sempat mencoba baju tarian adat Betawi, ternyata setelah dicoba lengkap saat tiba giliran mencoba memakai hiasan di kepala Dinda gak mau. Karena menurutnya ribet memakai hiasan kepala, Dinda sudah memutuskan gak mau memakai pakaian itu. Ya sudah....

Tibalah hari H perayaan. Perayaan Kartinian kali ini dibarengi dengan acara Parents Day yang diadakan berkala tiap semester di sekolah Dinda. Acara dimulai dengan circle time oleh mami Ghia. Anak-anak dibimbing menyanyi lagu 'good morning', mengenalkan siapa Kartini itu, dan berdoa bersama sebagai awal pembuka kegiatan hari ini.

Setelah circle time, anak-anak mendapatkan pengetahuan apa perbedaan dari ibu-ibu bekerja di kantor dan ibu-ibu yang bekerja di rumah. Karena perayaan ini identik dengan kewanitaan, maka semua orang tua yang 'mendapat tugas' adalah ibu-ibu. Mami Keisha dan Bunda Reno-Gian mendapat tugas menceritakan pengalaman bekerja di kantor mereka masing-masing. Waah, anak-anak antusias bertanya pada kedua bunda ini.

Mama Rayya mendapat tugas menceritakan apa saja kegiatan seorang ibu rumah tangga yang pekerjaannya tidak di kantor.


Acara selanjutnya adalah lomba memakaikan busana adat dan mendadani anak oleh orang tua masing-masing. Hayoooo cepet-cepetan yaaa....

Ini nih Dinda setelah didandani Mama.Berikutnya adalah acara yang ditunggu-tunggu, mendadani orang tua atau lebih tepatnya mendadani ibu, mami, mama, atau bundanya. Ini nih yang paling seru dan menimbulkan gelak tawa di antara peserta.


Ada celetukan-celetukan kecil yang menggelikan, "Aduh Kak, jangan tebel-tebel ya...."

"Ini lipstiknya."

"Ma, mana bedaknya?"

"Bunda, diem dong.... Matanya kurang tebal niih..."
Hihihi..., lucu-lucu deh.
Setelah Mama dan anak-anaknya selesai didandani waktunya untuk memamerkan hasil karya masing-masing. Setiap anak dan orang tuanya diharuskan berjalan di atas 'panggung' bak seorang model.

Hmmm..., kebetulan sekali Mama dan Dinda pakaiannya serasi ya, hijau-hijau.
Setelah peragaan busana dilanjutkan dengan asah ketrampilan kerjasama orang tua dan anak menggambar Ibu Kartini. Waduuuh..., di acara ini Dinda sudah mulai bete. Dinda sudah gak mood untuk menggambar. Jadi deh, Mama kerja sendiri. Baguuus....

Setelah acara makan siang, tibalah saatnya pengumuman pemenang. Untuk lomba 'saling mendadani' juara pertama jatuh pada Keisha yang memakai busana adat Solo. Juara kedua jatuh pada Adinda, wah sepertinya karena keserasian pakaian nih, main nebak aja.... Juara ketiga jatuh pada Ghia dan Zilla.

Untuk lomba menggambar Ibu Kartini juara-juaranya Gede dan Tiana bersama Mbah, Atira bersama Mama, dan Felicia bersama Mami.

Selesai pembagian hadiah, bye bye bye ... good bye....








Tanggal 25 Februari 2010 yang lalu Dinda dan teman-teman dari sekolah mengikuti kegiatan outing semesteran. Kali ini tempat yang dituju adalah Taman Mini Indonesia Indah, khususnya mengunjungi Museum PPIPTEK dan Museum Transportasi.Tempat yang dikunjungi pertama kali adalah Museum PPIPTEK.

Wooow...!!! Sampai di depan museum ternyata sudah banyak rombongan dari sekolah lain. Ada yang tingkat Taman Kanak-kanak, tingkat Sekolah Dasar. Untuk tingkat lanjutan gak begitu memperhatikan ada atau tidak, yang jelas paling banyak rombongan kakak-kakak Sekolah Dasar.


Untuk masuk area museum kami ternyata tidak boleh membawa tas, tas-tas perbekalan harus dititipkan di tempat penitipan tas, kecuali tas-tas mommy-mommy boleh dibawa.

Mulailah kami menjelajah museum IPTEK. Hmmm..., ada yang akrobatik naik sepeda di atas tali. Hiiii..., serem. Aku ga berani deeh... Padahal sebenarnya gak naik sepeda roda dua beneran, di kiri kanannya ada peyangga agar pengendara tidak jatuh. Hanya uji nyali terhadap ketinggian....
Ada dipajang pula alat-alat musik dengan memperlihatkan bagian dalamnya, seperti antara lain piano di bawah ini. Oooo, gini toh dalamnya piano.




Kami terus berjalan mengelilingi museum yang luas itu. Kami berhenti sejenak untuk mengamati dan memperagakan alat peraga yang ada di bagian tenaga surya. Di sini ada alat Pompa Tenaga Surya beserta maketnya. Aku mendapat bagian untuk membacakan keterangan yang ada di maket. Wuuuuiiih, tulisannya banyak ya.... Alhamdulillah lancar...


Lalu kami melanjutkan ke bagian Energi dan Daya. Di sini aku dan beberapa teman mencoba mempraktekan menggosok-gosokkan kedua tangan kami masing-masing lalu menempelkannya pada alat yang ada. Nanti akan tertera di situ bagaimana energi yang ada di tangan kita.

Penyusuran museum terus dilanjutkan ke bagian fenomena alam. Di sini ada berbagai macam peragaan bunyi atau suara, gerak, dan macam-macam. Awalnya Dinda penasaran dengan antrian percobaan gempa. Bagaimana sih rasanya gempa? Tetapi karena antriannya panjang batal deh ngerasain gempa, udah bete duluan....Akhirnya menjelajah peragaan-peragaan yang lain.

Setelah puas merasakan mencoba macam-macam alat peraga, kemudian kami masuk ke dalam ruangan pembuatan hasil prakarya. Di sini kami dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok dipandu oleh satu kakak petugas dari museum.

Pertama kami membuat parasut dari kertas minyak, pledo, dan tali kasur. Suuuuiiit...., parasutku bisa terbang....



Yang kedua kami membuat roket buatan dari balon yang diisi udara gas lalu dilepas, sehingga dia akan melejit layaknya roket.... Tweeeettt....!!! "Duar...!! Duar...!!" Hahaha, yang terakhir ini bunyi balon-balon beberapa teman yang meletus waktu sedang ditiup atau saat sudah menggelembung.
Setelah cukup menyusuri museum PPIPTEK kami beristirahat sejenak untuk makan siang dan siap-siap melanjutkan ke Museum Transportasi.

Di sini kami pertama-tama melihat lokomotif tua. Aku dan beberapa teman penasaran untuk menaikinya. Waah, tinggi juga ya...


Ada juga bis tingkat. Tapi karena pinti bis terkunci aku dan teman-teman tidak dapat menjelajahi dalam bis.

Kendaraan roda tiga pun ada. Salah satunya ini niih.... Kata Mama ini namanya bemo. Mirip bajaj ya.


Ada lagi yang disebut lori genjot. Untuk bisa berjalan harus digenjot seperti kita mengendarai sepeda.


Yang paling menarik adalah adanya pedati. Di jamannya pedati digunakan tidak hanya untuk mengangkut barang tetapi digunakan juga untuk mengangkut orang. Bahkan cerita Mama, nenek buyutku dulu sering menumpang pedati (di Jawa disebut cikar) untuk kulakan batik di Solo. Dan ternyata pedati ini adalah cikal bakal dari Damri, yang dikenal saat ini sebagai salah satu perusahaan alat tranportasi bus.


Perjalanan hari ini ditutup dengan menaiki kereta keliling Taman Mini Indonesia Indah. Di sini hanya anak-anak dan teacher yang ikut naik kereta, sedangkan orang tua menunggu di stasiun mini.


Hwuuuaaah senangnya perjalanan hari ini ....

Friday, April 23, 2010

Kalau aku jadi model t-shirt silat gini niih....




Ini sebenarnya cerita saat-saat menunggu Papa datang dari Padang naik pesawat di Bandara Soekarno Hatta. Kepergian Papa ke Padang selama 5 hari. Papa dapat tugas 'silat' untuk diskusi 'omong-omong' soal silat dan melihat bagaimana silat di Padang.


Waktu Papa berangkat aku gak mengantar ke bandara, Papa gak tega kalau Mama harus nyetir sendiri (meskipun ditemani aku) saat pulangnya. Kan jauh, kata Papa. Oke deh, nanti waktu Papa pulang siap-siap jemput yaa....

Rasa kecewa gak ngantar Papa terobati dengan kiriman foto Papa waktu sampai di bandara di Padang, dan perjalanan Papa ke tempat penginapan.

Wah, ternyata perjalanan Papa menuju ke Batu Sangkar tempat penginapan Papa tidaklah mulus, karena terganjal oleh parahnya jalan di Lembah Anai karena terjadinya longsor beberapa hari yang lalu. Terpaksa Papa dan rombongan berputar arah lewat Solok yang jarak tempuhnya mencapai kira-kira 200 km, begitu cerita Papa.

Belum genap 2 hari Papa pergi, aku udah kangen Papa, Mama juga udah kangen tuh.... Aku kangen main 'dibanting-banting' Papa. Aiiih, jangan mikir yang nggak-nggak ya. Papa sih ngejatuhin akunya pelan-pelan, di kasur lagi... Tapi aku senang. Kalau sama Mama, Mama gak kuat harus nopang aku di punggung.

Sudah 2 malam ini aku dan Mama telpon Papa, bagaimana Papa di sana. Lumayanlah untuk mengobati rasa kangen....Rasa kangenku, juga kangennya Mama terobati lagi dengan kiriman foto Papa waktu di air terjun lembah Anai.... Memang beda siih dengan saat belum kena longsor, setelah melihat hasil search di internet. Foto dibawah ini didapat dari http://blog.unsri.ac.id/permato/berita/foto-lembah-anai-setelah-bencana-longsor/mrdetail/9223.

Akhirnya tiba juga hari Papa akan pulang. Aku, mbak Aya, Abang Radi, dan tentunya Mama siap menjemput ke bandara Soekarno Hatta. Berita dari Papa pesawat dari Padang akan berangkat jam 15.05. Aku dan rombongan berangkat kira-kira jam setengah 3, lebih cepat setengah jam dari keberangkatan Papa. Karena Mama berjanji akan mengajakku ke lantai atas tempat penjemputan, mau lihat pesawat-pesawat yang datang dan pergi dan melihat kegiatan pekerja-pekerja di bandara.

Ternyata banyak macam-macam nama pesawat (red: maskapai penerbangan). Aku jadi tahu juga, dimana tempat penumpang pesawat menunggu sebelum pesawat datang. Penumpang ternyata harus melewati 'terowongan' untuk mencapai pesawat, begitu juga bila datang dari bepergiannya.


Dan... ada juga mobil pengangkut barang-barang untuk dibawa masuk dan keluar ke dan dari pesawat. Aku sempat melihat ada barang berupa anak ayam yang tercecer, kasihan petugasnya harus memunguti satu-satu, untung tak begitu banyak ayam yang tercecer....

Tuch dia pesawat Papa datang.... Setelah menunggu hampir 2 jam pesawat Papa mendarat juga. Ternyata pesawat Papa berangkat terlambat 1 jam dari jadwal yang ditentukan. Lumayanlah ada waktu buat aku untuk mengeksplorasi bandara lebih banyak lagi.


Mama sudah memperkirakan mendaratnya pesawat Papa, karena ternyata Mama sudah tahu kalau Papa ditunda keberangkatannya. Jadi ketika ada satu maskapai pesawt papa akan mendarat Mama sudah memberi tahuku. "Din, itu lihat ada pesawat yang mau mendarat. Kayaknya itu pesawat yang Papa naiki." Aku benar-benar memperhatikan bagaimana pesawat itu turun dan sampai mendarat. Kemudian berputar arah sambil jalan perlahan-lahan, dan akhirnya berhenti. Tak lama pesawat berhenti, Papa memberi kabar kalau Papa sudah landing. Alhamdulillah, akhirnya Papa sampai kembali dengan selamat. Dan kami siap melepas kangen.
 
Copyright (c) 2010 ...Celoteh Adinda.... Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.